Kegiatan Perusahaan

LAOS DATANGKAN PELUANG BESAR UNTUK PUPUK KUJANG

LAOS DATANGKAN PELUANG BESAR UNTUK PUPUK KUJANG

 Kiri-Kanan Dir. Teknologi PT Pupuk Indonesia Djohan Safri, Menteri Luar Negeri Laos Saleumxay Kommasith, Direktur Utama PT Pupuk Kujang Nugraha Budi Eka Irianto dan Dir. South East Asia Kementerian Luar Negeri RI Denny Abdi

 

(Cikampek ) Dalam menjaga hubungan bilateral yang sudah dibina antara Indonesia dengan Laos selama 60 tahun,   Jumat 27 Juli 2017, PT Pupuk Kujang salah satu anggota holding Pupuk Indonesia(Persero) menerima kunjungan dari kementerian luar negeri RI yang diwakili oleh Abdurrahman Muhammad Fachir dan kementrian Luar Negeri Laos Saleumxay Kommasith di ruang rapat dawuan,lt 3, Gedung Pusat Admin. Kunjungan ini diterima langsung oleh Direktur Utama PT Pupuk Kujang Nugraha Budi Eka Irianto dan jajaran direksi lainnya. Dalam agenda kunjungan dibahas mengenai peningkatan hubungan bilateral antar kedua negara dan rencana kerjasama Indonesia melalui perusahaan pupuk indonesia group dalam hal pemenuhan kebutuhan bahan baku pupuk NPK. Kunjungan ini dihadiri juga oleh Direktur Teknologi Pupuk Indonesia, rombongan delegasi kementerian luar negeri Laos dan rombongan kementerian luar negeri Republik Indonesia.

 

"Saya meyakini, rencana kerjasama ini nantinya akan lebih menguatkan dan memajukan hubungan Laos dan Indonesia di berbagai bidang, khususnya dibidang ekonomi dan pertanian” tandas Anto begitu sapaan akrab dirut Pupuk Kujang.

 

Direktur Utama PT Pupuk Kujang Nugraha Budi Eka Irianto menjelaskan produk kepada Mentri Luar Negeri Laos Saleumxay Kommasith

 

Kunjungan ini merupakan tindak lanjut  dari peluang investasi penambangan Potassium Chloride (KCL) di negara Laos oleh Tim Pupuk kujang beberapa bulan yang lalu. Pemerintah laos mendukung rencana investasi Indonesia di pertambangan dan industri pupuk. Kondisinya saat ini laos belum memiliki perusahan pupuk, namun laos memiliki tambang KCL yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pabrik pupuk, sehingga sinergi antara Indonesia dengan Laos dapat lebih efektif.


"Kami melihat peluang besar di negara Laos.
 saat ini Pupuk Kujang membutuhkan 70.000 ton potasium setiap tahunnya dan selama ini Indonesia mengimpor potasium dari Kanada dan Rusia, Sehingga sudah dipastikan biaya operasional cukup tinggi untuk produksinya. Dengan adanya perusahaan KCL di Laos, sangat memungkingkan dapat menekan biaya lebih rendah karena lokasinya yang lebih dekat ” tambah Anto.

 

Kerjasama tersebut juga bisa diwujudkan dalam beberapa konsep , antara lain, dalam bentuk perijinan pertambangan dimana tambang potassium dikelola oleh PT Antam dan kemudian diolah menjadi KCl oleh  PI Grup. “Bisa juga dengan membangun pabrik NPK di Laos agar dekat dengan sumber bahan baku, kemudian urea dan fosfat kami datangkan dari pabrik kita di Indonesia dan kemudian hasil produksi NPK tersebut kemudian dijual di wilayah Laos dan sekitarnya”, tambah Djohan Safri selaku Direktur Tekhnologi Pupuk Indonesia.

 

Meskipun bahasan kerjasaman ini masih dalam tahap penjajakan, namun sudah mendapat dukungan dari Pemerintah Laos dalam meningkatkan hubungan bilateral Indonesia dan Laos. *** (HMS)

 

Delegasi Laos beserta Kementerian Luar Negeri RI Befoto bersama direksi PT Pupuk Kujang di depan Gedung Pusat Administrasi PT Pupuk Kujang

Rate this item
(0 votes)

stay connected

Anda dapat menghubungi kami melalui email info@pupuk-kujang.co.id, atau berlangganan newsletter dengan menginputkan alamat email anda dibawah ini.

Visitor Counter

Sekarang : 558                    
Kemarin : 885
Bulan Ini : 1874
Bulan Kemarin : 22955
Semua : 191811