Kegiatan Perusahaan

Menteri BUMN, Erick Thohir saat meresmikan Program Makmur di lahan petani binaan Pupuk Kujang Menteri BUMN, Erick Thohir saat meresmikan Program Makmur di lahan petani binaan Pupuk Kujang [dok. Kementerian BUMN]

Program Makmur Selamatkan Petani Karawang saat Harga Gabah Anjlok

Karawang – Musim panen padi saat ini sedang berlangsung di sebagian wilayah Karawang. Di beberapa area pesawahan, panen sudah selesai. Namun di musim panen rendeng ini, harga gabah di tingkat petani sedang anjlok.

Di Desa Kampungsawah, Kecamatan Jayakerta, Karawang misalnya, sejumah petani mengalami kejadian kurang mengenakkan. Tengkulak menghargai hasil panen mereka dengan harga rendah, sekira Rp 3.500 hingga Rp 3.800 per kilogram gabah kering panen (GKP).

“Ini menyedihkan, karena hasil panen kali ini ditawar dengan harga rendah,” kata Arip Munawir ketua Poktan Air Telaga, Desa Kampungsawah, Selasa (21/6/2022). 

Arip bercerita, harga gabah yang turun tersebut tak lepas dari faktor cuaca. Sepanjang pekan lalu, saat proses panen dimulai, curah hujan cukup tinggi. Hal itu menyebabkan gabah menjadi basah dan kadar airnya cukup tinggi. “Itu yang menyebabkan tengkulak menawar dengan harga rendah, karena gabahnya basah,” kata Arip.

Namun, hal itu tidak terjadi kepada petani peserta Program Makmur. Sebab, Sebab, lahan petani peserta Program Makmur, menghasilkan kualitas gabah yang baik disertai kenaikan produktifitas. Karena dilakukan pendampingan oleh agronom Pupuk Kujang. Alhasil offtaker atau pembeli Program Makmur Pupuk Kujang membeli gabah petani dengan harga yang baik.

Seperti yang dialami Asep Hasanudin, seorang petani asal Desa Randumulya, Kecamatan Pedes mengalami untung di musim panen ini. Hasil panennya dibeli di atas harga pasar yang sedang anjlok. Asep bercerita, hasil panennya saat ini dibeli seharga Rp 4.800 per kg GKP oleh Pupuk Indonesia Pangan selaku offtaker. “Itu karena kadar air gabah kami di bawah 25 persen,” ungkap Asep.

Di musim tanam ini, ujar Asep, cuaca memang jadi kendala petani. Curah hujan yang cukup tinggi membuat kualitas panen sedikit menurun. “Alhamdulillah panen kali ini saya tetap untung karena hasil panen tetap berkualitas dan dibeli dengan harga yang bagus oleh offtaker Program Makmur,” kata Asep.

Ini adalah musim panen kedua bagi Asep bergabung dalam Program Makmur. Dalam program itu, peserta menggunakan berbagai pupuk premium dari Pupuk Kujang. Diantara nya, NPK 30-6-8 dan berbagai pupuk premium lainnya.

“Setelah mengikuti program Makmur, kami jadi ada kepastian pasar, karena gabah dibeli langsung oleh offtaker dengan harga yang telah disepakati bersama. Sehingga petani tidak merasa tertekan seperti saat menjual gabah kepada calo atau tengkulak,” Asep menambahkan.

Program Makmur merupakan program strategis Pupuk Indonesia (Persero) dan dijalankan seluruh anak perusahaannya, termasuk Pupuk Kujang. Muhammad Yudi Prasetyo, Manager Program ‘Makmur’ Pupuk Kujang menuturkan, program Makmur adalah upaya untuk memberikan solusi andal bagi petani dari hulu ke hilir.

Dalam program Makmur, petani diberikan pendampingan intensif saat melakukan budidaya pertanian berkelanjutan. Tak hanya itu, petani pun dimudahkan dengan pengarahan rantai pasok yang didukung teknologi.

Pendampingan kepada petani dimulai sebelum mulai tanam. Agronom Pupuk Kujang datang melakukan riset tanah untuk menentukan formula nutrisi tanaman yang cocok. Setelah itu, petani didampingi untuk meningkatkan hasil panen dan keuntungan. 

Jika petani terkendala modal, Pupuk Kujang membukakan akses ke perbankan supaya dimudahkan mendapat bantuan modal usaha. Setelah modalnya cair, petani bakal disuplai nutrisi tanaman berkualitas yang mampu meningkatkan hasil tani.

“Tahapan selanjutnya, petani bakal didampingi dalam riset dan upaya pencegahan penyakit hingga hama perusak tanaman. Untuk mencegah petani rugi, lembaga asuransi akan melindungi tanaman mereka, ujar Yudi.

Ketika akan panen, petani tak perlu risau mencari pembeli. Sebab, dalam program ‘Makmur’, Pupuk Kujang menghadirkan offtaker atau pembeli untuk membeli hasil panen petani. Adapun harga ditentukan sesuai kesepakatan bersama antara petani dan offtaker. Pilihannya, menyesuaikan dengan harga pasar atau harga tertentu dengan nilai yang  pantas dan menguntungkan.

Hingga Mei 2022, PT Pupuk Indonesia (Persero) mencatatkan program Makmur telah dilaksanakan di lahan seluas 140.108 hektare dari target 250.000 hektare. Angka ini menunjukkan peningkatan semenjak diluncurkan program Makmur pada Agustus 2021 oleh Menteri BUMN Erick Thohir.

Dari luas lahan 140.108 ha yang sudah melaksanakan program Makmur, terdapat beberapa komoditas yang telah ditanam, mulai dari padi seluas 26.867 ha, jagung seluas 17.298 ha, sawit seluas 58.705 ha, tebu seluas 33.044 ha, hortikultura seluas 1.918 ha, dan perkebunan rakyat seluas 2.277 hektare.

Program Makmur juga berhasil meningkatkan produktivitas padi rata-rata 32,73 persen menjadi sekitar 7,7 ton per ha dari yang sebelumnya 5,8 ton ha. Sementara itu, untuk  komoditas jagung meningkat rata-rata 37,47 persen menjadi 7,7 ton per ha dari yang sebelumnya 5,6 ton per ha.

“Petani yang mengikuti program Makmur juga tercatat pendapatan atau keuntungannya meningkat, sebagai contoh petani padi meningkat hingga 51,11 persen penghasilannya, dan petani jagung meningkat hingga 54,16 persen. (hl/KP)

-------------------------------------------------------------------

Pupuk Kujang merupakan project leader Program Makmur di wilayah Jawa Barat dan Banten, bagi kelompok tani yang berminat mengikuti Program Makmur, bisa menghubungi admin Makmur Pupuk Kujang di [ 08111299893]

Rate this item
(0 votes)

stay connected

Anda dapat menghubungi kami melalui email info@pupuk-kujang.co.id, atau berlangganan newsletter dengan menginputkan alamat email anda dibawah ini.

Visitor Counter

Sekarang : 558                    
Kemarin : 885
Bulan Ini : 1874
Bulan Kemarin : 22955
Semua : 191811